SELAMAT DATANG !!!

Salam hangat...
Halo GUys..!@#$
Terimakasih lho udah mw mampir ke blog saya...

Kamis, 01 April 2010

Oto Tips Kawasaki KLX 150S "Upgrade Performa Kawasaki KLX 150S, Katrol 7 dk Dengan Rp 3,5 Juta "



Hadirnya Kawasaki KLX 150S, bisa jadi obat rindu bagi trail-mania Tanah Air. Karena dimensi motor garuk tanah berkapasitas mesin kecil ini (150 cc), terbilang sangat pas dengan postur tubuh kebanyakan pencintanya. Tak hanya itu, desain bodi yang cukup stylish enggak bikin ragu buat diajak gaul.

Berbicara soal dibawa gaul, banyak KLX-mania yang lantas mengubah penampilan motor ini. "Paling sering terlihat adalah ubahan dari motor off-road jadi besutan di jalan aspal alias supermoto," ujar Ergus Oei, salah satu pemilik KLX 150S keluaran 2009.

Namun menjadikan KLX sebagai pelibas trek aspal, bukan tanpa masalah. "Di jalan raya tenaga mesin terasa kedodoran. Apalagi kalau peleknya diubah dari jari-jari jadi model palang," tutur Ergus.

Melihat kenyataan seperti itu, membuat Ergus jadi penasaran. Untuk mengobati penasarannya, mantan pembalap road race nasional ini coba utak-atik mesin KLX.

CDI pakai yang berlimiter lebih tinggi dan bisa di atur Kurvanya




BLOK SILINDER DAN PISTON
"Piston ganti pakai yang bergaris tengah 61,5 mm (standar 58 mm). Aplikasi ini, enggak perlu ganti liner dan bubut crankcase. Cukup blok standar dikorter 3,5 mm," terang Ergus.

Piston pakai LHK, pemasangan perlu membuatkan bos pada pennya. "Karena bawaan piston 15 mm, sedang standar motor 14 mm," lanjutnya. Kepala piston dibiarkan sedikit jenong, karena kompresi dipatok 12:1.

KEPALA SILINDER
Ubahan paling mencolok adalah membesarnya klep in dari 27 mm jadi 30 mm, menggunakan klep mobil. "Pemasangannya hanya mengganti sitting klep, tak perlu ubah sudut bos klep, karena standarnya jarak antar klep cukup jauh," papar Erwin Oei, mekanik RJM yang kebagian menggarap kepala silinder.

Selanjutnya agar aliran campuran bahan bakar dan udara lebih baik, saluran in di porting & polish.

NOKEN AS
Pengatur buka-tutup klep juga kena garap, agar bahan bakar yang masuk ke ruang bakar lebih melimpah. "Durasi dibikin jadi 270ยบ, sedang lift naik sekitar 2 mm," terang mekanik yang garapannya tenar di dunia balap.

PENGAPIAN
Penggantian hanya dilakukan pada otak pengapian alias CDI. "Dipilih yang limiter-nya lebih tinggi dari standar, juga bisa diatur kurva pengapiannya," sahut Ergus. Dengan begitu, nafas mesin jadi lebih panjang dan pembakaran jadi lebih sempurna, berkat timing yang diatur sesuai permintaan mesin.

KNALPOT
Pelepas gas buang diganti tipe free flow pakai buatan CLD. Biar sisa pembakaran dari ruang bakar yang volumenya telah membengkak tak tertahan.
Part dan jasa

Piston kit, korter
80.000
Klep 30 mm
350.000
Knalpot CLD
1.300.00
CDI BRT I-max 16 step
850.000
Papas noken as
350.000
Jasa
350.000
Total
3.580.000
Penulis/Foto: Aant / Aant

sumber : otomotifnet.com

Untuk motor lainnya seperti motor bebek dll pun sama bila ingin meningkatkan performa,,,,bisa dengan PLUG N' PLAY atau juga dengan FIXED CHANGED.
  1. PLUG N' PLAY : hanya dengan memasangkan perangkat baru penamabah performa seperti busi berkatoda iridium atau emas pun sudah ada sekarang, CDI Programmable, koil n booster, noken as, dll. Kesemua perangkat itu hanya tinggal PLUG N' PLAY atau pasang dan jalan.
  2. FIXED CHANGED : merubah dari sistem vital motor seperti memperbesar ruang bakar, memperbesar saluran in & out pada blok mesin atau juga pada leher angsa (intake manifold), memapas blok mesin agar kompresi lebih padat, dll.

Tematis Modifikasi Hellaflush How To Build Hellaflush?



Se­karang gimana sih cara bikinnya Hellaflush supaya enggak dianggap ketinggalan zaman? Enggak susah kok, pun tak perlu biaya terlalu mahal selama mengikuti aturan dan pakem yang berlaku universal. Asal jangan sampai salah tangkap ya, ntar malah jadi aneh lagi.

Melihat tren dari majalah-majalah luar negeri, prinsip dasar HF yaitu lebar pelek jauh lebih besar dari lebar tapak ban. "Diameter plus model pelek bukan lagi patokan, yang penting offset pelek sekecil mungkin untuk mengejar bibir pelek sedekat mungkin dengan spakbor," jelas Adil Prakoso Wisaksono, pemilik bengkel Gloria Motor di Jl. Pondok Cabe Raya, Jaksel selaku penggemar sekaligus pemain tren HF. Ukurannya minimal offset 25 untuk kendaraan masa kini, atau 20 untuk yang agak lawas.

Respati Adhi, yang akrab disapa Adhi K.Z. menegaskan belum ada aturan yang pasti tentang syarat suatu modifikasi dinyatakan Hella Flush. “Bukan berarti memasangkan pelek selebar-lebarnya atau seceper-cepernya”, ujar pria berambut gandrong ini.

Yang pasti, pemakaian diameter pelek tak mewajibkan ukuran yang maksimal, tapi harus selaras dengan estetika tampilan mobil yang enggak memaksa.

Intinya, kata Adhi, minimal pelek harus rata sama fender atau bisa saja keluar fender, namun tapak ban masih berada di dalam fender. Otomatis sangat mungkin dapat terjadi kemiringan roda (chamber) dan teknik pemakaian ban dengan lebar tapak yang minimum. Yang terakhir lebih dikenal dengan istilah ban ‘narik’ (stretched tyre).

Contoh spek pelek agresif yaitu diameter 15” dengan lebar 8” atau diameter 18” dengan lebar 10,5”. Sedangkan contoh offset pelek agresif yaitu pelek offset 45 dipasangkan di mobil yang punya offset roda standar 55. 

Intinya bikin ban narik dan bibir pelek di luar sepatbor
Contoh Adil yang pakai pelek Enkei Mesh diameter 15 inci tapi memiliki lebar tapak 8 inci. Pelek selebar itu dipasangkan dengan ban yang hanya berukuran 185/65R15, otomatis ban terlihat narik dari bibir pelek. Ini contoh sederhana loh, selanjutnya tinggal kembangkan saja kreasi masing-masing menyesuaikan pelek favorit.

Bisa saja pakai pelek 18 inci dengan lebar tapak 10 inci, tapi maksimal pakai ban lebar 205/40R18 biar masih terlihat narik.

Spek pelek seperti itu tidak bisa dipukul rata di setiap mobil, pasti berbeda-beda hasil aplikasinya. Untuk itu, diperlukan ajang eksperimen terlebih dahulu dalam hal pemilihan pelek, ban hingga trik mengakali suspensi agar ketinggian bodi tereduksi dan roda pun dapat merapat ke fender.

“Belum tentu mobil dengan suspensi udara yang di-setting sependek-pendeknya bisa jalan, atau justru dengan bermodalkan per custom yang membuat roda mepet fender malah bisa jalan”, ujar pemilik New Jazz ini.

Jadi, bagaimana bisa dikatakan HF? Apakah hanya gabungan dari aggresive offset dengan setingan bibir pelek sedekat-dekatnya dengan fender? “Sekali lagi berdasarkan mobil masing-masing, inilah yang membutuhkan ujicoba, gak ada syarat dan ketentuan berlaku”, imbuhnya.

Memang ada sedikit salah persepsi ketika HF mulai merasuk Tanah Air. Beberapa sempat membuat roda dengan sudut chamber ekstrem minus. "Sebenarnya lebih karena anak-anak sini yang main ekstrem chamber, di asalnya sih enggak sampai segitunya," papar Adil lagi.

Karena kebanyakan kendaraan lansiran Jepang, otomatis harus main di ekstrem chamber demi mengejar tampilan murni HF. Jadi, maunya pakai pelek besar, karena ruang sepatbor yang terbatas, otomatis harus main ekstrem chamber biar pelek bisa muat di sepatbor.


sumber : otomotifnet.com

Minggu, 07 Februari 2010

Mengenal Computational Fluid Dynamics (CFD)


Foto : Virgin Racing
Teknologi CFD atau Computational Fluid Dynamics yang diaplikasikan pada dunia penerbangan untuk efektifitas konsumsi bahan bakar, ternyata sudah mulai diaplikasikan juga dalam balap jet darat atau Formula 1. Dan tim yang paling pertama mengaplikasikan teknologi ini adalah tim Virgin Racing.

Yup, mengejutkan memang. Namun inilah kenyataannya, mereka bisa mengaplikasikan teknologi terbaru untuk F1 yang terinspirasi dari aplikasi teknologi di pesawat terbang. Dan sepertinya ini tidak melanggar regulasi. Karena dalam hukum mekanis, mereka hanya menggunakan bantuan komputer untuk memanfaatkan aliran fluida, panas, gerakan mekanis, tegangan serta gelombang magnet, untuk memaksimalkan performa mobil.

Aliran fluida dalam kehidupan nyata memiliki banyak sekali jenis dan karakteristik tertentu yang begitu kompleks. CFD melakukan pendekatan dengan metode numerasi serta menggunakan persamaan-persamaan fluida. Namun dalam dunia otomotif, gerakan fluida dan reaksi lain yang berhubungan dengan fluida, bisa menjadi tenaga yang dieksplorasi dalam waktu yang bersamaan dengan menggunakan komputerisasi.

Lalu mengapa harus menggunakan CFD? Jawabannya tentu sudah sangat jelas yaitu untuk memberikan efisiensi penggunaan bahan bakar. Bukan hanya itu penggunaan CFD juga bisa mendeteksi secara dini gejala-gejala error pada mesin mobil. Jadi kemungkinan terjadinya error pada mesin, bisa dihindari dengan adanya deteksi awal tadi.

Nah aplikasi teknologi ini pada mobil VR-01 sendiri, yaitu dengan cara Sistem komputerisasi yang bisa membaca parameter-parameter fluida diatas, disuntikkan pada sistem mekanis mobil. Termasuk diantaranya memanfaatkan sumber panas, pergerakan part dan lain sebagainya dari mesin itu sendiri, lalu dieksplorasi sebagai tambahan tenaga untuk menambah performa mesin.

“Pada awalnya banyak orang dalam tim yang pesimis dalam penggunaan teknologi CFD pada VR-01. Namun saya bersikeras bahwa teknologi tersebut bisa diaplikasikan. Apalagi kami sudah berhasil mengaplikasikannya pada Acura LMP. Saya rasa ini akan menjadi masa depan F1 dan sangat senang jika itu memang benar-benar terjadi,” papar Nick Wirth direktur teknis Virgin Racing.

Namun menurut Wirth, aplikasi teknologi ini baru benar-benar bisa dibuktikan jika dites langsung di trek lintasan. Karena teknologi ini butuh pergerakan mekanis fluida pada mesin dan terhadap semua parameter yang dibutuhkan.

Hmm, sepertinya teknologi ini memang jalan keluar yang baru bagi F1 untuk alasan efisiensi. Malah banyak ilmuwan yang menganggap bahwa pemanfaatan teknologi ini lebih hebat daripada energi kinetis pada mobil F1 (KERS).

sumber : otomotifnet.com

Selasa, 19 Januari 2010

Setel Karburator Dengan Benar, Agar Lolos Uji Emisi

Wacana uji emisi di motor yang digulirkan Pemprov DKI kembali menuai beragam reaksi. Terutama di kalangan motormania, menimbulkan keresahan tersendiri. Khawatir kalau-kalau besutannya nanti tak lulus pengujian kadar polutan dari bengkel yang sudah disertifikasi.

Jiaaaah... gak usah stres, Bro. Sebenarnya, emisi bisa ditekan bila campuran udara dan BBM dalam ruang bakar tepat. Salah satunya, dengan menyetel kembali karburator dengan benar, bukan lewat cara konvensional alias pakai feeling.

Nah, buat mengingat kembali cara setel yang sesuai anjuran pabrik, bisa simak tahapan berikut. Pertama hidupkan mesin dan tahan pada putaran tinggi dengan memutar throtttle stop screw (sekrup penahan skep) masuk ke arah kanan pakai obeng plus.

Lalu putar air screw ke kanan sampai mentok pakai obeng min. Bila mesin mau mati, putaran mesin ditambah atau dinaikkan dengan memutar sekrup penahan skep ke kanan. Kemudian putar air screw keluar atau ke kiri 2-2,5 putaran.



Lalu setel penahan skep ke arah luar atau kiri sampai putaran rendah (mesin tidak mati). Kalau besutan dilengkapi takometer, putaran dipatok sekitar 1.400-1.500 rpm.

Tahap berikutnya, putar air screw masuk atau keluar secara perlahan untuk mencari putaran mesin tertinggi. Langkah terakhir, putar sekrup penahan skep ke kiri, dicari putaran mesin lebih rendah tapi mesin gak mati (1.400-1.500 rpm).

Cara ini memang sudah baku dan jadi pedoman pabrikan dalam menyetel karburator, tapi masalah kadar emisi gas buang (CO + HC) dan standar Euro II belum banyak yang tahu.
Sesuai standar Euro II, kadar CO motor yang diijinkan 0,50–1% saat putaran mesin stasioner.

Untuk mengetahui seberapa besar kadar CO dan HC yang keluar dari lubang knalpot, Suzuki Thunder 125 cc tahun 2007 jadi ‘kelinci percobaan’. Setelah disetel lewat tahapan tadi, lalu diuji alat Automotive Emission Analyzer HG-520 (HESHBON).

Sebelum karburatornya disetel alias masih standar pabrik, didapat hasil; CO sebesar 3,52% dan HC sebesar 292 ppm. Lantaran CO terlalu tinggi, karburator disetel sedikit dan diperoleh CO 0,82% dan HC 59 ppm.
“Cara ngurangi CO juga mudah, cukup putar sekrup penyetel udara ke arah kanan kurang lebih 30 derajat pakai obeng min,” ungkap pria yang lagi kebanjiran orderan servis ini

Hasil tes menunjukkan meski setelan karburator standar pabrik sudah pas, juga bisa disetel lebih tepat lagi dengan Gas Analyzer.
Intinya kalau kadar CO tinggi, kadar HC pasti juga tinggi, bahasa mekaniknya setelan kering lebih yahud dari pada basah.


sumber :otomotifnet.com

Senin, 28 Desember 2009

Abu Robocon 2010

Abu Robocon 2010


Abu Roboconuntuk tahun 2010 akan diadakan di Mesir , tema Abu Robocon kali ini yaiitu “where robot meets civilization land” atau kurang lebih artinya “dimana robot bertemu dengan tanah peradaban”. Hal Ini juga akan dijadikan acuan untuk KRI (Kontes Robot Indonesia) 2010. Untuk lebih jelas silahkan kunjungi website resmi

www.roboconegypt2010.com